Kaleidoskop Pengalaman Berharga Tahun 2017
Saya sangat tertarik sekali ketika mendapati selebaran brosur dari instagram, mengenai Lomba Seru Jelang Milad ke-21 FLP. dalam menyambut hari jadi yang ke-21, FLP mengadakan lomba blog kisah inspiratif dengan tema " Aku, Kamu dan FLP".
Untuk itu, saya langsung saja mencoba untuk mengulik kembali perjalanan hidup saya di tahun 2017 yang lalu, dan mencoba menarasikannya secara singkat, mungkin secuil kisah inspiratif saya dapat menginspirasi aku, kamu FLP dan teman-teman sekalian.
saya akan berbagi pengalaman saya dalam menulis, tepatnya sejak kapan saya suka menulis, apa yang menjadi motivasi saya untuk menulis dan manfaat apa saja yang saya dapatkan dari aktifitas menulis saya.
Untuk itu, saya langsung saja mencoba untuk mengulik kembali perjalanan hidup saya di tahun 2017 yang lalu, dan mencoba menarasikannya secara singkat, mungkin secuil kisah inspiratif saya dapat menginspirasi aku, kamu FLP dan teman-teman sekalian.
saya akan berbagi pengalaman saya dalam menulis, tepatnya sejak kapan saya suka menulis, apa yang menjadi motivasi saya untuk menulis dan manfaat apa saja yang saya dapatkan dari aktifitas menulis saya.
Mungkin dari kita semua yang hidup di dunia ini, dalam menyambut pergantian kalender pasti telah menyusun resolusi-resolusi apa yang hendak di capai di tahun ini. Sebelumnya marilah kita merefleksikan diri sejenak,
mengingatkan kembali dan megoreksi diri kembali, kejadian atau peristiwa apa
yang kita alami dan kita lewati dalam rangkaian pertemuan kehidupan kita di
dunia ini, dan apa yang telah kita lakukan setahun belakangan ini untuk hidup
kita dan orang-orang di sekitar kita.
Apakah kita telah
melakukan sesuatu hal yang sudah mengubah dunia ? atau dunia yang telah
mengubah hidup kita, mungkin pertanyaan yang sangat imaji, kita tidak perlu
muluk-muluk, jangankan untuk mengubah dunia, untuk mengubah hidup kita dari
tahun ke tahun aja seperti masih jalan di tempat, bukan ?
Pertengahan tahun,
tepatnya 10 Mei 2017, bulat pula usia saya memasuki kepala dua, ya 20 tahun
! seperti tidak menyangka, benar saja. Saya sudah 20 tahun hidup di dunia
ini, terselimuti rasa bahagia karena merayakan bertambarnya umur yang pada
hakikatnya usia saya semakin singkat hidup di dunia ini, sejenak saya berpikir—hal apa yang sudah aku lakukan selama 20 tahun dalam hidup ini ?
sepertinya tidak ada—lalu hal apa yang membedakan aku, dengan miliyaran manusia
lainnya di seluruh dunia ? jutaan manusia lainnya di indonesia ? dan atau
ribuan manusia yang menyandang status sebagai mahasiswa di kampus tempat aku
berkuliah ini ?
Pertanyaan-pertanyaan
yang di tujukan ke diri sendiri itu seakan menjadi cambuk bagi saya,
bagaimana tidak, seperti sudah saya utarakan di atas, saya sadar dan
mulai tergerak untuk bergerak memperbaiki diri dan terus belajar untuk
membenahi negeri.
Walaupun saya sebelumnya, telah aktif bersama organisasi maupun komunitas melakukan
kegiatan-kegiatan bidang sosial, pendidikan maupun kemanusiaan. Namun, saya belum memiliki karya, retorika belaka tidak cukup tanpa di buktikan dengan
karya nyata, karena yang mebedakan kita
dengan orang lain salah satunya adalah kita memiliki karya.
Akhirnya saya belajar secara otodidak untuk menulis, kenapa saya memilih berkarya dalam
dunia literasi ? karena penulis sangat termotivasi dengan kata-kata dari Pramoedya Ananta Toer
“jika kamu ingin mengetahui isi dunia maka
membacalah, tapi jika kamu ingin di ketahui dunia maka menulislah”. Sontak,
bukan itu keinginan saya yang utama, bukan untuk terkenal. tapi satu lagi
yang membakar semangat saya untuk berkarya lewat dunia literasi ucapan Pramoedya Ananta Toer “orang boleh pintar setinggi-tingginya tapi
jika ia tidak menulis maka ia akan hilang dari peradaban dan sejarah, karena
menulis adalah pekerjaan untuk keabadian”.
Terang sudah motivasi saya untuk berkarya lewat dunia literasi karena selain kita di kenal, nama
kita juga akan abadi, karena tulisan kita dapat di baca oleh banyak orang,
banyak tempat dan banyak waktu, tidak sekarang, nanti bahkan selamanya (itulah
yang di maksud Pramoedya
Ananta Toer sebagai sebuah keabadian). Selain itu, menulis sangat membantu kita
dalam mengingat sesuatu dan semakin mempertajam pisau analisis kita dalam
melihat suatu permasalahan.
Setelah memiliki beberapa karya tulis yang di publikasikan media lokal dalam bentuk artikel, esai dan opini, tentunya tidak membuat saya lekas berpuas diri dan berbesar kepala, sekarang saya memiliki impian dan memasang target tulisannya dapat nangkring di media nasional, sekelas kompas atau jawa post mungkin :D semoga akan tercapai seperti keinginan saya yang sebelumnya sudah tercapai jua.
Setelah memiliki beberapa karya tulis yang di publikasikan media lokal dalam bentuk artikel, esai dan opini, tentunya tidak membuat saya lekas berpuas diri dan berbesar kepala, sekarang saya memiliki impian dan memasang target tulisannya dapat nangkring di media nasional, sekelas kompas atau jawa post mungkin :D semoga akan tercapai seperti keinginan saya yang sebelumnya sudah tercapai jua.
Di sisi yang lain, saya merasa cemburu dengan teman-teman seseragaman putih
abu-abu ketika masih mengeyaman pendidikan Sekolah Menengah Atas yang sekarang
sama-sama mengenyam pendidikan tinggi di kampus yang sama maupun berbeda,
melihat mereka yang telah sampai di ibukota dengan terbang secara gratis, saya juga berkeinginan untuk bisa merasakan hal yang serupa dengan mereka,
bahkan sudah dari lama saya damba-dambakan.
Akhirnya saya dapat merasakan terbang dan mengudara
pertama kali secara gratis dengan tujuan medan – jakarta,
ketika mengikuti Lomba Debat Keterbukaan Informasi Publik Mahasiswa
Se-Indonesia yang diadakan Komisi Informasi Pusat RI di Bogor 26-28 September
2017.
Ini menjadi moment yang
sangat special, karena selain naik burung besi untuk pertama kali, ini juga
event skala nasional yang saya ikut terlibat di dalamnya, catatan terpenting
adalah melalui tulisanlah menghantarkan saya dapat berkompetisi dalam lomba
debat itu, karena persyaratannya yang di berikan panitia yakni menulis essay
singkat yang saya sendiri, menulis essay tersebut dan berada posisi ke-10
setelah di ranking oleh panitia yang turut menyertakan saya masuk ke babak 16
besar Lomba Debat Keterbukaan Informasi Publik Mahasiswa Se-Indonesia di Bogor
26-28 September 2017.
Walaupun tidak dapat
menjuarai kompetisi tersebut, setidaknya saya mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga dan tentunya berjumpa dengan orang-orang muda menginspirasi
dari berbagai daerah lain di indonesia.
Setelah kompetisi itu
usai, saya mendapat kesempatan untuk terbang dan mengudara untuk yang kedua
kalinya secara gratis, ketika lolos dalam kegiatan Workshop Climate Blogger
2017 yang diadakan Climate Institute di Bogor 24-26 November 2017. Dengan
mengangkat tema “Mengkomunikasikan Perubahan Iklim Lewat Blog” dan kembali
melalui menulis jugalah sayaakhirnya dapat mengikuti kegiatan tersebut.
Melalui kegiatan
seperti inilah dapat membuka cakrawala berpikir kita, karena kita berjumpa
dengan orang-orang yang memiliki latar belakang, culture, daerah yang berbeda
dan pastinya dari semua orang yang kita temui dalam event-event skala nasional
akan saling menginspirasi satu sama lainnya.
Setelah 2 malam 3 hari
berlalu, saya kembali ke daerah asal, kembali ke aktifitas perkuliahan dan berbagai pengalaman dan
pengetahuan dengan teman-teman kampus, dan saya kembali mendapat kesempatan
untuk terbang dan mengudara untuk yang ketiga kalinya secara gratis, ketika
lolos dalam kegiatan yang diadakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI,
bertajuk Anti-Corruption Youth Camp 2017 dengan mengangkat tema “Millenial’s,
Beda dan Berkarya” di Bandung, 3 – 10 Desember 2017.
Dan harus kembali saya katakan, melalui menulislah menghantarkan saya dapat mengikuti
kegiatan tersebut karena setiap peserta yang lolos pasti sudah memiliki karya,
baik dalam bidang Blog, Vlog, Poster, Meme, Komik, Musik, dll. Karena tema yang
di usung panitia “Millenial’s, Beda dan Berkarya” sejurus dengan itu sebagai
wadah pembentukan generasi muda anti-korupsi, seluruh peserta juga diajarkan
membuat karya dengan berupa konten-konten yang menarik dalam usaha menampar
para koruptor dengan sebuah karya.
Kesimpulan yang dapat
sama-sama kita ambil adalah teruslah untuk memperbaiki diri, melakukan kebaikan
sepanjang hidup ini, dan yang terpenting terus menebar virus positif kepada
sesama dan teruslah berkarya, baik dalam menulis maupun dalam bidang apapun, karena hari ini harus lebih baik dari sebelumnya,
dan tahun depan harus lebih baik lagi dari tahun 2017 ini, selamat merealisasikan sederetan resolusi kamu di tahun 2018 !
* M. Hariansyah ; Lahir di Kota tengah, 10 Mei 1997, Tinggal di Kota Medan, Seorang Mahasiswa PPKn Fis Unimed, Duta Keterbukaan Informasi Publik Sumut dan Aktifis di
Sekolah Anti Korupsi Sumut.
Komentar
Posting Komentar