Mencari Sosok Pemimpin Sumut

 Tema: “Mengawal Demokrasi Konstitusi, Melawan Korupsi”


Sumatera Utara sebagai Provinsi yang sangat luas wilayahnya terdiri dari 72.981,23 km² luas daratan yang terbagi menjadi 33 Kab/Kota, tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.
Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan, dengan begitu tak menherankan para pemilik modal menjadikan Sumatera Utara sebagai salah satu Provinsi yang menjadi tujuan investasi di indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 5,09 % (yoy) meningkat tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,50% (yoy). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Sumatera Utara masih cukup kuat. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan investasi di tengah permintaan domestik yang sedikit melambat.
Namun demikian, permintaan domestik masih tumbuh tinggi dan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Kegiatan investasi terkait dengan membaiknya kinerja industri pengolahan merespons peningkatan ekspor luar negeri khususnya komoditas CPO. Sementara itu, konsumsi yang masih cukup solid seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat karena THR, penerimaan ekspor dan gaji ke 14. Secara sektoral, kinerja 4 sektor utama (sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi) pada triwulan II 2017 cenderung meningkat.
Dengan geliat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang semakin membaik, tentunya keberadaan pemimpin daerah ini sangat mempengaruhi kemajuan dari provinsi ini kedepannya, kemanakah arah juru kemudi yang akan membawa kurang lebih 13.937.797 warga Sumatera Utara, apakah pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara semakin membaik kedepannya ? maju provinsinya, sejahtera masyarakatnya ?
Keseruan pesta demokrasi di Indonesia akan terus berlanjut hingga 2018. Setelah 101 wilayah yang menggelar Pilkada Serentak 2017, termasuk “Perang Bintang” di Pilkada DKI Jakarta, perpolitikan di Indonesia akan segera kembali diramaikan oleh Pilkada 2018.
Pilkada Serentak 2018 itu sendiri akan diikuti 171 wilayah pada 27 Juni 2018 yang tahapannya sudah dimulai pada Agustus 2017. 171 wilayah yang menggelar Pilkada 2018 itu meliputi 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten.
Namun, terlalu dini kita untuk menjawabnya, siapa yang akan memenangkan pertarungan  pilkada Sumut dalam hajatan periode kali ini.  Pada hajatan kali ini hanya tinggal menyisahkan dua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumut, yakni duet pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus dengan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah.
Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus lebih berpeluang mendapatkan limpahan suara dari pendukung JR Saragih-Ance Selian. JR Saragih gagal maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara. Ia juga ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan legalisasi ijazah dan tanda tangan kepala dinas.
"Mungkin kecenderungannya akan lebih menguntungkan Djarot-Sihar," ujar Qodari ketika ditemui di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Walaupun kini belum memasuki masa kampanye, nampaknya kedua pasangan ini telah tancap gas untuk mulai mengkampanyekan diri dan visi-misi yang di usung tiap pasangan masing-masing. Hal ini terlihat dengan telah banyaknya segala jenis bentuk atribut kampanye yang telah terpasang baik berupa media konvensional (spanduk, poster dan lainnya) serta media digital (media sosial) sudah memenuhi area public dari gemerlap kota hingga polosok desa serta lini masa media sosial pun sudah terjamah oleh alat-alat kampanye kedua pasangan ini.
Terlebih hal ini ditandai semakin gencarnya tiap-tiap pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumut menghadiri kegiatan-kegiatan masyarakat dan turun ke daerah-daerah untuk mulai mengkampanyekan dirinya masing-masing.
Tentunya para kontesasi harus bekerja keras untuk menaikkan populeritas, elektabilitas serta kredibelitas masing-masing untuk memenangkan perebutan kursi sumut 1 dan 2, Selain itu, yang terpenting adalah para calon harus memahami bahwa publik makin jenuh dengan janji-janji kampanye. Rakyat yang semakin cerdas ternyata tidak diimbangi pendewasaan politisi. Sepak terjang kepala daerah hasil pilkada beberapa waktu lalu menjadi pengingat masyarakat. Mereka ternyata pintar mengobral janji daripada melaksanakan isi kampanye. Itu belum lagi kepala daerah korup yang kini berurusan dengan KPK. Tentu saja, rakyat kini tidak mau tertipu untuk kedua, ketiga kalinya.
Karena itulah, rakyat kini lebih suka menghadiri acara aksi massa berlatar keagamaan daripada agenda kepartaian. Selain itu, kontensasi harus mulai berpikiran out of the box saat berinteraksi dengan rakyat, semakin membaur dengan rakyat untuk memahami permasalahan di level akar rumput (grass root). Rakyat tak butuh hal-hal bersifat abstrak bahkan terlalu muluk-muluk, tapi lebih butuh fakta yang konkret. Yang terpenting lagi: politisi jangan berbohong dan korupsi.
Saat ini marilah kita nikmati saja semua prosesnya, biarkanlah para kontensasi unjuk gigi, menyampaikan jargon-jargon politisnya, menarasikan visi-misi dan cara merealisasikannya, dan tentunya masyarakat kita harus benar-benar cerdas untuk dapat melihat, menyeleksi dan memilih pemimpinnya sendiri, dari para kontnesasi yang menyalonkan diri di pesta demokrasi di daerah ini, tentunya masyarakat akan di uji kejeliannya dalam meneliti, mana calon pemimpin yang benar-benar setia tulus untuk mengabdi dan mana calon pemimipin yang hanya mengobral janji.
Dan kita semua pasti berharap, melalui penyelenggaraan pilkada Sumut 2018 ini, kita mendapatkan pemimpin Sumut terbaik nantinya, pemimpin yang mampu menyelesaikan segudang permasalahan yang ada, pemimpin yang mau membuka mata terhadap persoalan yang di hadapi dari segala jenis kelas masyarakatnya serta mampu menjadi telinga yang baik untuk mendengarkan segala keluh kesah rakyatnya, untuk kemajuan Sumut kedepannya.
M. Hariansyah, mahasiswa PPKn Fis Unimed, Tinggal di Dolok Masihul, Kab. Serdang Bedagai, Prov. Sumatera Utara


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISNIS BERGARANSI 100% MAMA PARFUME INDONESIA

Merawat Hutan Mangruve Demi Ekologi Wilayah Pesisir Yang Berkelanjutan

Dinamika Kehidupan Mahasiswa